Para petani sangat antusias mendengarkan arahan dari Bp. Tarmin selaku pimpinan TMO Sumber Agung dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang intinya mengenai proses/tahap pembuatan pupuk organik dari awal sampai siap untuk di pasarkan. Mereka takjub kok bisa budidaya cacing bisa sebanyak itu? Dan bp. Tarmin menekankan bahwa budidaya cacing yang kami pelihara sementara ini hanya untuk penghasil pupuk organik yang kualitasnya sangat bagus dan proses fermentasi pupuk organik yang paling cepat, karena dalam sehari semalam mampu mengolah pupuk organik sebanyak berat badan cacing itu sendiri. Setelah mendengarkan arahan dilanjutkan ke area produksi pupuk organik dan tempat pembudidayaan cacing tanah.
Sidorejo Mojodoyong Kedawung Sragen 57292 Hp 081329150411, 081329447575 email: win82w@yahoo.com tmo_sumberagung@yahoo.com
Dinas Peternakan dan Perikanan Kab Semarang
Para petani sangat antusias mendengarkan arahan dari Bp. Tarmin selaku pimpinan TMO Sumber Agung dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang intinya mengenai proses/tahap pembuatan pupuk organik dari awal sampai siap untuk di pasarkan. Mereka takjub kok bisa budidaya cacing bisa sebanyak itu? Dan bp. Tarmin menekankan bahwa budidaya cacing yang kami pelihara sementara ini hanya untuk penghasil pupuk organik yang kualitasnya sangat bagus dan proses fermentasi pupuk organik yang paling cepat, karena dalam sehari semalam mampu mengolah pupuk organik sebanyak berat badan cacing itu sendiri. Setelah mendengarkan arahan dilanjutkan ke area produksi pupuk organik dan tempat pembudidayaan cacing tanah.
Cacing Untuk Obat
Beberapa penyakit yang sudah terbukti dapat disembuhkan oleh khasiat cacing tanah:
- Hepatitis B caranya dikombinasikan dengan ramuan rempah-rempah yaitu daun samiloto (pahitnya luar biasa).
- Dapat menyembuhkan mata minus silindris yang sangat sulit disembuhkan.
- Penyakit thypus, kalau menggunakan obat kimia sulit disembuhkan secara total, namung dengan khasiat cacing tanah dapat disembuhkan secara total.
- Bagi remaja yang sakit saat haid.
- Struk ringan
- Menurunkan kadar kolesterol
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Menurunkan tekanan darah tinggi
- Meningkatkan nafsu makan
- Mengubati infeksi saluran pencernaan seperti typus, disentri, diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag
- Mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti: batuk, asma, influenza, bronchitis dan TBC
- Mengurangi sengal-sengal akibat keletihan maupun akibat reumatik
- Menurunkan kadar gula dalam darah penderita diabetes
- Mengubati buasir, exim, alergi, luka dan sakit gigi. (diolah dari beberapa sumber).
Beternak Ayam Buras
PENDAHULUAN
KONDISI TEKNIS YANG IDEAL
1. Lokasi Kandang
Kandang yang ideal adalah membuhur dari barat ke timur
Sarana air mudah didapat.
2. Pergantian Udara Dalam Kandang
Suhu ideal kandang dalam pemeliharaan ayam broiler tergantung dari umur:
Umur (hari) Suhu ( 0C )
01 – 07 34 – 32
08 – 14 29 – 27
15 – 21 26 – 25
21 – 28 24 – 23
29 – 35 23 – 21
PEDOMAN TEKNIS PEMELIHARAAN
Perkandangan
1. Litter (alas lantai)
alas lantai harus dalam keadaan kering, tebal sekitar 10cm dengan bahan dari sekam/kulit padi.
2. Indukan atau Brooder
Tempat makan dan minum disesuakan dengan populasi ayam.
4. Peralatan
BIBIT/DOC
Bibit yang baaik mempunyai ciri:
1. Sehat dan aktif bergerak
2. Tubuh gemuk
3. Bulu bersih dan kelihatan mengkilap
4. Hidung bersih, Mata tajam dan berdih serta anus berdih.
PEMELIHARAAN
1. Pemberian pakan
Contoh perhitungan :
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan
2. Pemberian minum
PEMELIHARAAN KANDANG
VAKSINASI
PENYAKIT
1. Berak darah (Coccidiosis)
HAMA
Tungau (kutuan)
Manfaat Cacing Tanah
KabarIndonesia - Beberapa waktu yang lalu di Televisi swasta pernah diberitakan, bahwa di salah satu rumah makan di Jawa Timur, disajikan lauk pauk yang berasal dari cacing tanah. Banyak pelanggan yang menyukainya, bahkan jadi pelanggan tetap. Menurut mereka, selain enak dan gurih, juga bisa meningkatkan vitalitas, badan terasa lebih segar, nyaman dan bisa meningkatkan ereksi alat vital.
Menurut para ahli pengobatan China, ternyata cacing tanah ini telah lama digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit kronis, terutama untuk penyakit tifus, bahkan telah diramu dalam bentuk kapsul, maupun dikeringkan. Biasanya tersedia di toko-toko China.
Saya mencoba mencari informasi dari beberapa literatur, bahkan berwawancara langsung dengan para pengguna maupun pengelola pengobatan alternatif ini. Hasilnya, saya sajikan dalam tulisan berikut ini. Mudah-mudahan ada manfaatnya.
Cacing tanah, ternyata bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, Hewan ini tampak begitu lunak dan bagi sebagian orang menganggap sangat menjijikan. Akan tetapi hewan ini mempunyai potensi yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Di Indonesia, cacing tanah dikenal ada tiga jenis, yaitu cacing kalung, cacing merah, dan cacing koot.
Peranan cacing tanah ini sebenarnya telah diketahui sejak dahulu kala. Seorang ahli Yunani, Aristoteles, banyak menaruh perhatian terhadap cacing tanah. Ia menyebut cacing tanah adalah perutnya bumi.
Pada tahun 69-30 Sebelum Masehi, ratu cantik Cleopatra yang saat itu berkuasa di Mesir melarang bangsa Mesir memindahkan cacing tanah ke luar dari Mesir, bahkan petaninya dilarang menyentuh cacing sebab pada zaman itu cacing tanah dianggap sebagai Dewa Kesuburan.
Dalam catatan klasik Tiongkok, cacing tanah disebut tilung atau naga tanah. Cacing ini sejak dahulu kala mereka gunakan dalam berbagai ramuan untuk menyembuhkan bermacam-macam penyakit.
Seorang cendekiawan terkenal, Charles Darwin, telah menghabiskan waktunya selama hampir 40 tahun untuk mengamati kehidupan cacing tanah. la menyebut cacing tanah sebagai mahluk penentu keindahan alam dan pemikat bumi. Para petani pun telah mengetahui secara turun-temurun, bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah pertanian.
Di Indonesia, manfaat cacing tanah masih sangat terbatas, yaitu sebagai pakan ternak atau ikan. Akan tetapi, di negara-negara lain cacing tanah juga bermanfaat sebagai bahan obat, bahan kosmetik, pengurai sampah dan sebagai makanan manusia.
Lahan pertanian yang mengandung cacing tanah pada umumnya akan lebih subur karena tanah yang bercampur dengan kotoran cacing tanah sudah siap untuk diserap oleh akar tanaman. Cacing tanah yang ada di dalam tanah akan mencampurkan bahan organik pasir ataupun bahan antara lapisan atas dan bawah. Aktivitas ini juga menyebabkan bahan organik akan tercampur lebih merata.
Kotoran cacing tanah juga kaya akan unsur hara. Ahli-ahli pertanian di luar negeri dari tahun ke tahun tertarik oleh gerak-gerak cacing tanah. Mereka menyatakam bahwa kadar kimiawi kotoran cacing dan tanah aslinya banyak perbedaannya.
Pada tahun 1941 hasil penelitian T.C. Puh menyatakan, bahwa karena aktivitas cacing tanah, maka N, P, K tersedia dan bahan organik dalam tanah dapat meningkat. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur pokok bagi tanaman.
Tahun 1949 Stockli dalam penelitiannya menjelaskan, bahwa humus dan mikroflora kotoran cacing tanah lebih tinggi dari tanah aslinya. Demikian juga percobaan pada tanah-tanah gundul bekas tambang di Ohio (Amerika Serikat) menunjukan, bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kadar K tersedia 19% dan P tersedia 165%.
Tahun 1979, Wollny juga menyatakan bahwa cacing tanah mempengaruhi kesuburan dan produktivitas tanah. Dengan adanya cacing tanah, kesuburan dan produkvitas tanah akan meningkat. Selain itu cacing tanah juga dapat meningkatkan daya serap air permukaan.
Liang cacing tanah yang ditinggal dalam tanah berfungsi memperbaiki aerasi dan drainase. Keduanya sangat penting dalam pembentukan tanah. Cacing tanah juga membantu pengangkutan sejumlah lapisan tanah dari bahan organik. Lapisan bawah permukaan dan mencampurkan tanah dari bahan organik dengan bahan organik. Cacing tanah juga dapat memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah. Lubang-lubang cacing dan humus secara langsung menjadikan tanah gembur.
Di kota-kota besar, sampah merupakan salah satu masalah yang rumit. Untuk memusnahkannya membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk mengatasinya, beberapa kota besar di luar negeri telah mencoba memanfaatkan cacing tanah. Ternyata cacing tanah mempunyai kemampuan yang cukup besar dan cukup mengagumkan untuk memusnahkan bahan organik.
Dari hasil penelitian para ahli makanan ternak, ternyata selain tepung ikan, cacing tanah pun bisa digunakan untuk pakan ternak dan ikan. Menurut mereka, kadar protein cacing tanah lebih tinggi dibanding dengan tepung ikan. Selain itu kandungan asam aminonya paling lengkap, tidak berlemak, mudah dicerna dan tidak bertulang sehingga seluruh jasadnya dipakai.
Dalam dunia pengobatan tradisional Tiongkok, cacing tanah digunakan dalam ramuan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain meredakan demam, untuk penderita tekanan darah tinggi, bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi, dan juga dapat menyembuhkan tifus.
Di negara-negara industri maju, cacing tanah sudah dimanfaatkan dalam bidang kosmetika. Minyak hasil ekstraksi cacing tanah dapat digunakan sebagai pelembab.
Penggunaan cacing tanah sebagai makanan manusia pada umumnya dicampur dengan makanan lain. Di Filipina, cacing tanah digunakan sebagai bahan untuk membuat perkedel. Di negara itu cacing tanah sudah mulai disukai sebagai santapan yang lezat.
Mungkin saja bagi anda yang belum pernah mencoba hidangan atau pengobatan yang berasal dari cacing tanah ini, ada yang merasa risi atau jijik. Sama halnya dengan mengkonsumsi air kencing, kecoa, cicak, empedu binatang melata, dan sebagainya. Tapi apa salahnya apabila mencobanya, daripada mengkonsumsi obat-obatan kimia, yang tentunya punya risiko terhadap kerusakan/ penyakit ginjal. Semoga! (*)
sumber: http://www.kabarindonesia
Efek Antipiretik Ekstrak Cacing Tanah
Dondin Sajuthi, Elly Suradikusumah,
dan Marcus Ardian Santoso
Cacing tanah di dunia telah teridentifikasi sebanyak 1.800 spesies. Dari jumlah tersebut, ada dua spesies, yaitu Lumbricus rubellus (dikenal dengan cacing eropa atau introduksi) dan Pheretima aspergillum (dikenal dengan nama cacing kalung atau di long), yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Lumbricus rubellus telah banyak dibudidayakan di Indonesia, sedangkan Ph. aspergillum belum banyak dibudidayakan.
Jika kita pergi ke toko obat Cina untuk mencari obat demam atau tifus, penjual akan menyarankan supaya menggunakan cacing kering untuk direbus dan diminum airnya, atau kalau tidak suka dengan baunya yang cukup menyengat, bisa memakan dalam bentuk kering yang sudah dimasukkan dalam kapsul.
Cacing kering yang diberikan itu adalah jenis Ph. aspergillum. Cacing tanah menarik perhatian karena dalam keadaan yang buruk sekalipun mereka bisa bertahan hidup.
Media vermikultur pun menggunakan kotoran sapi. Dari hal itu pasti cacing tanah memiliki senyawa kimia yang unik dalam tubuhnya yang mampu mempertahankan dirinya dari keadaan yang buruk dan mungkin dapat dimanfaatkan untuk kebaikan manusia.
Kandungan senyawa kimia cacing tanah memang unik. Kadar protein cacing tanah sangat tinggi, yaitu 58 persen hingga 78 persen dari bobot keringnya (lebih tinggi daripada ikan dan daging) yang dihitung dari jumlah nitrogen yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, cacing tanah rendah lemak, yaitu hanya 3 persen hingga 10 persen dari bobot keringnya. Protein yang terkandung dalam cacing tanah mengandung asam amino esensial dan kualitasnya juga melebihi ikan dan daging.
Oleh karena itu, di Jepang, Hongaria, Thailand, Filipina, dan Amerika Serikat, cacing tanah sudah dimanfaatkan sebagai bahan makanan manusia selain digunakan untuk ramuan obat baik untuk pencegahan maupun pengobatan dan bahan kosmetik.
Demam merupakan gejala awal berbagai penyakit manusia. Penyebab demam bisa berbagai macam, tetapi umumnya gejala peningkatan suhu tubuh harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan efek lain yang lebih berbahaya.
Demam dapat terjadi karena peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Jika sel tubuh terluka oleh rangsangan pirogen seperti bakteri, virus, atau parasit, membran sel yang tersusun oleh fosfolipid akan rusak.
Salah satu komponen asam lemak fosfolipid, yaitu asam arakidonat, akan terputus dari ikatan molekul fosfolipid dibantu oleh enzim fosfolipase. Asam arakidonat akan membentuk prostaglandin dengan bantuan enzim siklooksigenase.
Prostaglandin inilah yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh. Gejala demam dapat diatasi dengan obat antipiretik.
Ketika gejala demam muncul, umumnya orang akan menggunakan parasetamol untuk mencegah kenaikan suhu tubuh lebih lanjut.
Parasetamol memang obat antipiretik umum. Harganya terjangkau dan mudah didapat. Hanya saja, obat ini juga cukup banyak efek sampingnya. Selain itu, parasetamol hanya mengurangi gejala demam saja tanpa "membunuh" akar penyebab demam tersebut.
Pemanfaatan cacing tanah untuk antipiretik lebih aman karena komponen kimia cacing tanah tidak menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman dikonsumsi. Satu-satunya efek toksik cacing tanah adalah cacing tanah dapat mengakumulasi logam berat yang ada pada tanah dalam tubuhnya. Cacing tanah dapat menoleransi logam berat dalam konsentrasi yang cukup tinggi.
Namun, hal ini dapat diatasi dengan vermikultur, yaitu membuat media tumbuh yang baik bagi cacing tanah. Penampakan tubuh cacing tanah yang tercemar pun mudah dibedakan dengan yang normal.
Pengujian ekstrak cacing tanah untuk melihat aktivitasnya sebagai antipiretik dilakukan menggunakan hewan coba tikus putih yang didemamkan dengan penyuntikan vaksin campak. Suhu normal tikus putih mirip dengan manusia, yaitu berkisar antara 35,9 hingga 37,5 derajat celsius. Tikus putih yang sudah demam diobati dengan ekstrak cacing tanah dan parasetamol sebagai kontrol. Setelah didemamkan, suhu tubuh tikus putih diukur dan diamati pergerakan suhunya.
Kelompok tikus putih yang tidak diberi pengobatan meningkat suhunya hingga perbedaannya rata-rata 1,8 derajat celsius dari suhu normalnya, sementara yang diberi ekstrak cacing tanah hanya meningkat suhunya hingga perbedaannya 0,8 derajat celsius.
Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan suhu tikus putih yang didemamkan dapat ditahan oleh ekstrak cacing tanah. Bahkan, ketika telah dipisahkan senyawa aktifnya secara kasar, kenaikan suhu tikus putih yang didemamkan dapat ditahan hingga 0,4 derajat celsius saja. Efek ekstrak L. rubellus maupun Ph. aspergillum tidak menunjukkan perbedaan nyata.
Senyawa golongan alkaloid
Dari serangkaian pengujian kimia diketahui bahwa senyawa aktif sebagai antipiretik dari ekstrak cacing tanah adalah golongan senyawa alkaloid. Pengujian memang belum dapat menentukan nama senyawanya secara tepat. Golongan senyawa alkaloid mempunyai ciri mengandung atom nitrogen (bandingkan dengan struktur parasetamol yang juga memiliki atom nitrogen) dan bersifat basa (pH lebih dari 7).
Contoh alkaloid yang paling terkenal adalah nikotin dari tembakau. Seperti umumnya senyawa aktif, jika dikonsumsi berlebihan, dapat menjadi racun juga. Golongan alkaloid memang sudah banyak ditemukan dari ekstrak tumbuhan maupun hewan dan sebagian besar di antaranya memiliki efek farmakologis.
Ekstrak tumbuhan yang dikenal dapat menurunkan gejala demam seperti kina juga mengandung alkaloid sebagai senyawa aktifnya. Adanya senyawa alkaloid yang aktif dari cacing tanah ini juga sesuai dengan kadar N yang sangat tinggi dari cacing tanah seperti disebut di atas. Selain itu pH ekstrak cacing tanah kedua spesies di atas 7.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan efek antibakteri dari ekstrak cacing tanah. Jadi, bisa disimpulkan bahwa dalam kasus penyakit tifus, ekstrak cacing tanah bisa bekerja dari dua sisi, yaitu membunuh bakteri penyebabnya sekaligus menurunkan demamnya. Jika ekstrak cacing tanah bisa menurunkan demam dengan baik, mungkin ekstrak ini juga bisa berperan dalam penyembuhan penyakit SARS yang marak belakangan ini walaupun memang harus diteliti lebih jauh lagi karena karakteristik bakteri dan virus sangat berbeda.
Akan tetapi, setidaknya untuk pertolongan pertama masih memungkinkan untuk meredakan demam tinggi yang merupakan gejala awal penyakit sindrom akut tersebut.
Prof Dr drh Dondin Sajuthi, Ir Elly Suradikusumah MS, dan Marcus Ardian Santoso SSi Jurusan Kimia FMIPA IPB
Sumber: http://www2.kompas.com